Semarang, 22 September 2025 – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PIAUD UIN Walisongo Semarang sukses menyelenggarakan Seminar Mental Health bertajuk “Menjaga Kesehatan Mental Guru: Mencegah Burnout dan Meningkatkan Resiliensi” pada Senin (22/9) di Aula Kampus UIN Walisongo. Acara berlangsung pukul 08.00–12.00 WIB dengan dihadiri 100 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, dan tamu undangan dari UIN Salatiga, IAIN Kudus, serta beberapa perguruan tinggi lain.

Acara diawali dengan pembukaan, sambutan panitia, Ketua Umum HMJ, Ketua Jurusan PIAUD FITK UIN Walisongo, Wakil Dekan 3 FITK UIN Walisongo, disusul dengan penampilan tarian, foto bersama, sesi penyampaian materi dan diskusi interaktif.

Ketua panitia, Zuhra Nabila, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan membekali calon guru dengan pemahaman pentingnya menjaga kesehatan mental. Ketua Umum HMJ, Indah Permata Suci, menambahkan bahwa peran guru sangat vital, namun tantangan dan tekanan tidaklah ringan. Oleh karena itu, resiliensi perlu terus diperkuat.

Sebagai Keynote Speaker, Dr. Sofa Muthohar selaku Ketua Jurusan Prodi PIAUD FITK UIN Walisongo menyoroti dampak penggunaan gawai terhadap anak usia dini.

“Anak-anak sekarang banyak menghabiskan waktu dengan handphone, yang justru memicu stres dan kecemasan. Energi terkuras, tetapi tidak ada hasil produktif yang diperoleh. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan mental anak, bahkan guru pun bisa mengalami burnout bila tidak bijak menghadapinya,” jelasnya.

Adapun Dr. H. Muslih, M.A selaku wakil dekan 3 FITK UIN Walisongo dalam sambutannya mengingatkan pentingnya rasa syukur serta apresiasi kepada HMJ PIAUD UIN Walisongo.

“Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan sehingga kita bisa hadir hari ini. Saya memberikan apresiasi kepada HMJ PIAUD yang telah menyelenggarakan seminar bermanfaat ini. Ikuti acara dengan maksimal, karena kalian sudah meninggalkan kelas demi kegiatan yang penuh manfaat,” tuturnya

Pada sesi pertama, materi disampaikan oleh Dr. Elizabeth Wahyu Margareth Indira, S.Psi, M.Pd, Psi. Beliau akrab disapa dengan panggilan Miss Ira, yang ahli dibidang psikolog. Dalam materi pertama, dijelaskan bahwa seseorang dengan kesehatan mental baik mampu mengenali potensi dirinya. Burnout ditandai dengan kecenderungan menarik diri, suka menyendiri, hingga sulit tidur karena banyak pikiran. Salah satu pemicu burnout adalah masalah keluarga (broken home). Untuk mengatasinya, peserta diperkenalkan teknik sederhana seperti pijat kepala, latihan butterfly heart dengan memeluk diri, serta pengaturan napas dengan pola 4-7-8.

Pada sesi yang kedua, materi disampaikan oleh Naila Fikrina Afrih Lia, M.Pd selaku dosen PIAUD FITK UIN Walisongo Semarang. Materi kedua menekankan pentingnya resiliensi sebagai fondasi agar guru mampu bangkit dari tekanan, tetap produktif, dan menjaga semangat mengajar. Resiliensi dipandang sebagai kunci ketahanan dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan yang sarat tantangan.

Dalam diskusi, muncul pertanyaan menarik seputar cara mengajarkan anak agar melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk terus belajar, serta bagaimana menyikapi kasus speech delay dengan memahami aspek bahasa reseptif dan ekspresif.

Dengan terselenggaranya seminar ini, HMJ PIAUD UIN Walisongo berharap peserta semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental sebagai bekal utama dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan.